Skip to content

RUANG MAKNA

Mengeja Tanda-Tanda

  • Twitter
  • Instagram
  • Kontak
  • Tentang
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Kontak
  • Tentang
  • Facebook
July 19, 2019Puisi

Ngiang Riang Siang

Ngiang Riang Siang   Jangan kau rapal keluhan Karena kau berada di pusarannya Kau silabe dari kekata yang dihamburkan kemacetan  Kau partikel dari hembusan asap wacana knalpotknalpot peristiwa   Jangan kau gumamkan gundahan Sebab kau larik dari ode sebuah kota Kau nada minor dari lagulagu yang diputar ulang di perempatan Kau salah satu not yang […]

Read More
July 14, 2019Puisi

Merapal Katakata dari Buku Semesta

Merapal Katakata dari Buku Semesta   Lembaranlembaran khilaf yang kaubaca menitipkan makna sesungguhnya Kausaja yang tergesa menuju bagian (seolah) kesadaran yang kalimatkalimatnya kautandai kauwarnai Detikdetik adalah huruf yang kaumamah menuju erti menuju makna menuju residu wacana Dan saat kau berdiri di dermaga jumawa yang tua dan rapuh, seolah kau melihat indah cakrwala tempat muncul dan […]

Read More
July 13, 2019Esai, Ulasan Cerpen

Danarto dan Ricoeur

Membaca Subjek dalam Cerpen “Jantung Hati” Karya Danarto Oleh M. Irfan Hidayatullah   Membaca pemikiran Paul Ricoeur, mengingatkan saya pada sebuah cerpen karya Danarto yang berjudul Jantung Hati (2008). Pada keduanya saya menemukan semacam kesamaan konstruksi. Namun, saya meyakini bahwa hal ini bukanlah semacam kebetulan melainkan sebuah bukti bahwa pemikiran semacam Recour tentang Hermeneutika pada […]

Read More
July 11, 2019Esai, Ulasan Buku

Cerpen, Politik, dan Siasat Naratif ; sebuah Pengantar Singkat

Cerpen, Politik, dan Siasat Naratif ; sebuah Pengantar Singkat Oleh M. Irfan Hidayatullah   /1/     Baiklah. Saya akan memulai tulisan ini dengan berterus terang. Saya sudah lama tidak menulis pengantar sebuah kumpulan cerpen. Terakhir saya lakukan untuk sebuah kumpulan cerpen karya Benny Arnas sekira empat tahun lalu. Karenanya, saat akan memulai kembali aktivitas yang […]

Read More
July 9, 2019Puisi

Secangkir Doa Pagi

Ada yang menyeduh senyum Ada yang membuka jendela harap Ada yang menitip nyanyian pada beburung di dahan makrifat Oh, zikirzikir satir atas segala dosa yang kasat Ini aku sang fakir nansombong berlumur karat Duduk menghirup udara kesadaran tuk penuhi tabungtabung kesabaran Oh, Yang Segala Maha, celup jiwa ini dalam cangkir kebaikan. Ada yang menyeduh senyum […]

Read More
October 16, 2018CERBUNG

Menempuh (7)

Menempuh (7) Usai tanjakan pertama, jalan kembali landai. Namun, dia memutuskan untuk istirahat. Ia tepikan motornya di bawah pohon nangka. Hampir di halaman sebuah rumah semi permanen yang tidak terlalu besar. Halaman rumahnya sebentuk tanah coklat kehitaman tanpa rumput. Tanah itu mengilat seperti lembap. Tampak licin. Tapi ia tak memperhatikannya terlalu lama. Ia hanya mencari […]

Read More
October 15, 2018CERBUNG

Menempuh (6)

Menempuh (6)   Dan betul saja ia tertinggal. Kini melenggang sendirian. Tampaknya ketrergesaannya kalah sarana. Atau  jangan-jangan pengendara yang lain sesungguhnya tidak sedang tergesa?Hanya kendaraan mereka yang mutakhir yang membuat mereka melesat tanpa mengejar apa-apa? Kecepatan bukan Ketergesaan. Beda dengan dirinya, ketergesaan adalah ruang jiwanya, tetapi motornya takmengizinkan untuk itu. Juga jiwanya. Sampai mengepul asap […]

Read More
October 11, 2018CERBUNG

Menempuh (5)

Menempuh (5) Ia kini bagian dari balapan motor-motor Pengejar matahari. Tentu saja dibanding motor-motor baru dan matic, motornya agak terseok, tapi ia yakin akan sampai pertama jika itu menuju ibu. “Kau sedang diuji. Kita sedang diuji. Tempuhlah semuanya. Ibu menunggumu di sini.” Terngiang kuat mantra itu, kadang ia gumamkan juga di tengah tempuhan. Kalau saja […]

Read More
October 9, 2018CERBUNG

Menempuh (4)

Menempuh (4) Matahari terbit. Ya, matahari terbit. Sesosok makhluk yang kerap dicemburuinya. Keikhlasan jenis apa yang dimiliki makhluk itu untuk konsisten menempuh? Tanyanya. Sementara itu, dirinya selalu terhalang oleh gelisah yang kadang tibatiba datang dan menginterupsi langkah. Kegelisahan yang jorok. Takkenal tempat takkenal waktu. Serupa residu dari perut dunia yang malahap apa saja. Dan dia […]

Read More
October 5, 2018CERBUNG, Uncategorized

Menempuh (3)

Menempuh (3)   Akhirnya ia tersungkur juga. Di sajadah musola sepi sebuah pom bensin kepala berat itu diletakkan di atas gambar kakbah yang sudah pudar. Perjalanan di batok dunia itu berdesingan kadang tabrakan satu sama lain. Lafaz yang sudah dihapalnya sejak sekolah agama dulu susah dimantrakannya. Ia betul-betul tersungkur. Dan ia takhendak tersingkir. Beberapa menit […]

Read More

Posts navigation

Previous 1 2 3 4 5 Next
  • Twitter
  • Instagram
  • Kontak
  • Tentang
  • Facebook

© 2021 All Rights Reserved. Pierogi by BracketSpace. Proudly powered by WordPress