Risalah Wabah

by

in

Ada yang membawaku pada titik ini. Bukan. Bukan cekam kematian atau genting persoalan, tapi ketenangan. Entah kenapa, DIA seperti menginstalkan aplikasi baru pada ini kesadaran. Ya, aku seperti sedang ditingkatkan. Dariku yang serba takut serba kalut serba kabut, menjadi aku yang hening, bening, dan serba jelas mendengar denting persoalan.

Ada yang sudah reda memang di daerah asal wabah itu menyebar, tapi bagiku ini baru mulai. Coba saja kau pikirkan, saat ada seseorang yang baru mendapatkan cahaya dari sebuah perjalanan panjang pada sebuah lorong gelap sebuah gua. Jangankan lanskap pandang yang membukakan keluasan rasa syukur, setitik saja kerlip di sela bebatu membuat orang itu tersungkur sujud takhabishabis.

Ya, baginya ini ketenangan dan kejelasan, bahwa ada kekuatan di luar dirinya bergerak merangsak dan membuatnya merasa rentan sekaligus kuat. Rentan karena ia takmemilki kekuatan dan mudah retak, luruh, dan ambyar. Kuat karena ia sedang menyatu dengan cahaya yang nirbentuk, nirtubuh, nirgetar, nirambruk. Paradoks itulah yang membuatnya seperti baru mulai menjadi fana. Dan Pengetahuan itu yang menenangkannya. Kemana pun ia akan dibawa, ia siap dan tahu ujungnya: ketakterjangkauan yang menenangkan.

….


Comments

2 responses to “Risalah Wabah”

  1. Sama mas, saya juga berfikir demikian, namun saya tetap optimis agar wabah ini segera berlalu Aamiin

    1. Tentu saja… Siapa yg tidak mau semua segera normal kembali, tapi kita tlah dipilih-Nya utk ada pada masa ini…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *