Category: CERBUNG

  • Menempuh (7)

    Menempuh (7)

    Menempuh (7) Usai tanjakan pertama, jalan kembali landai. Namun, dia memutuskan untuk istirahat. Ia tepikan motornya di bawah pohon nangka. Hampir di halaman sebuah rumah semi permanen yang tidak terlalu besar. Halaman rumahnya sebentuk tanah coklat kehitaman tanpa rumput. Tanah itu mengilat seperti lembap. Tampak licin. Tapi ia tak memperhatikannya terlalu lama. Ia hanya mencari…

  • Menempuh (6)

    Menempuh (6)

    Menempuh (6) Dan betul saja ia tertinggal. Kini melenggang sendirian. Tampaknya ketergesaannya kalah sarana atau  jangan-jangan pengendara yang lain sesungguhnya tidak sedang tergesa?Hanya kendaraan mereka yang mutakhir yang membuat mereka melesat tanpa mengejar apa-apa? Kecepatan bukan Ketergesaan. Beda dengan dirinya, ketergesaan adalah ruang jiwanya, tetapi motornya takmengizinkan untuk itu. Juga jiwanya. Sampai mengepul asap hitam…

  • Menempuh (5)

    Menempuh (5)

    Menempuh (5) Ia kini bagian dari balapan motor-motor Pengejar matahari. Tentu saja dibanding motor-motor baru dan matic, motornya agak terseok, tapi ia yakin akan sampai pertama jika itu menuju ibu. “Kau sedang diuji. Kita sedang diuji. Tempuhlah semuanya. Ibu menunggumu di sini.” Terngiang kuat mantra itu, kadang ia gumamkan juga di tengah tempuhan. Kalau saja…

  • Menempuh (4)

    Menempuh (4)

    Menempuh (4) Matahari terbit. Ya, matahari terbit. Sesosok makhluk yang kerap dicemburuinya. Keikhlasan jenis apa yang dimiliki makhluk itu untuk konsisten menempuh? Tanyanya. Sementara itu, dirinya selalu terhalang oleh gelisah yang kadang tibatiba datang dan menginterupsi langkah. Kegelisahan yang jorok. Takkenal tempat takkenal waktu. Serupa residu dari perut dunia yang malahap apa saja. Dan dia…

  • Menempuh (3)

    Menempuh (3)

    Menempuh (3) Akhirnya ia tersungkur juga. Di sajadah musala sepi sebuah pom bensin. Kepala berat itu pun diletakkan di atas gambar kakbah yang sudah pudar. Perjalanan di batok dunia itu berdesingan kadang tabrakan satu sama lain. Lafaz yang sudah dihapal sejak sekolah agama dulu susah dimantrakannya. Ia betul-betul tersungkur. Dan ia takhendak tersingkir. Beberapa menit…

  • Menempuh (2)

    Menempuh (2)

    Semua sudah dikemasnya, termasuk kantuk itu. Tas ransel dah penuh, menggelembung, seperti akan meledak. Perjalanan membisikinya untuk tetap sabar. Tas, itu sesungguhnya tidak berat. Isinya berbagai elemen fatamorgana. Motor bututnya pun membelah kerumunan detikdetik menjelang azan subuh. Mereka bercericit bubar serupa tikus mencari lubang air pinggir jalan. Namun, ada satu dua yang tergilas ban motornya…

  • Menempuh (1)

    Menempuh (1)

    Menempuh Dia dan perjalanan itu sudah sangat dekat. Akrab, bahkan. Ya, perjalanan adalah sahabatnya. Mungkin kali ini kau melihat dia sendirian, tapi sebenarnya dia sedang diperjalankan. Dipeluk perjalanan. Sahabatnya itu sedang meruanginya. Lebih dari itu, ia sudah tersusupi perjalanan. Di benaknya ada jarak tempuh, proses, dan tujuan. Begitu pun di hatinya. Diamnya adalah putaran roda…