Menempuh (3)

Akhirnya ia tersungkur juga. Di sajadah musala sepi sebuah pom bensin. Kepala berat itu pun diletakkan di atas gambar kakbah yang sudah pudar. Perjalanan di batok dunia itu berdesingan kadang tabrakan satu sama lain. Lafaz yang sudah dihapal sejak sekolah agama dulu susah dimantrakannya. Ia betul-betul tersungkur. Dan ia takhendak tersingkir.

Beberapa menit lagi syuruk. Perjalanan di atas sajadah ia sudahi. Takada doa selain berbagai gerutuan hati. Tentang rentang juang yang masih panjang dan tentang waktu yang takpernah pasti. “Harusnya aku mati saat sujud tadi, seperti orang di video-video itu!” Selalu gerutuan itu yang mengakhiri berbagai lebah kilasan di hati.

Ia pun kini sedang mengisi penuh tangki motornya… Perjalanan masih jauh, bahkan baru dimulai, pikirnya. (Bersambung)

Bandung, 5 September 2018


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *