Sulitnya Memulai

Dia berhadapan dengan waktu, masa lalu, dan masa depan. Semuanya adalah sebuah kegaiban. Waktu, takpernah sungguh-sungguh ia pegang wujudnya. Masa lalu juga sudah takterjangkau keberadaannya. Ia semacam kabar dari entah yang disisipkan pada memorinya, padahal ia sendiri pelakunya. Mau mengubah? Takmungkin lagi. Dan masa depan adalah sebuah doa. Ia berbentuk harapan yang takada jaminan terealisasi. Ia bahkan serupa mimpi yang dicatatkan pada selembar kertas kerja. Sebuah rencana. Ya, hanya itu.

Sisa dari semua itu adalah paranoia. Kegelisahan atas ketakberpijakan. Ia seolah olah sedang tak di mana mana. Ia bahkan tercerabut dari masa sekarangnya. Ia didekap ketakutan juga atas hilangnya kesempatan. Akhirnya, ia menghibur diri dengan pelarian. Ya, dunia virtual telah menyediakan diri untuk kebutuhan itu. Dunia virtual dengan berbagai bentuknya. Yang jelas, ia tidak sedang di sini dan melakukan sesuatu untuk detik ini.

Kini. Di tengah malam, ia sedang melepas detik pertama dari 00:00 yang dimilikinya. Hanya sehela napas dimiliki. Hanya sedetak jantung ia rasakan. Hanya sekedip mata ia nikmati. Lalu ruang mana yang akan menjadi? Waktu mana ya yang akan abadi? Peristiwa apa yang akan dimiliki?

Terlewati, melewati, dan dilewati adalah dirinya saat ini. Bersama kecamuk tiga hal: lalu, sedang, dan akan ia hidup entah sampai kapan.

Derwati, 29 Januari 2021


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *